CEPS_FEBI-IAIN-Tulungagung
Kamis-Jumat 26-27 April 2018
Desa merupakan laboratorium sosial yang nyata. Ini adalah alasan mengapa CEPS memilih untuk mengadakan Workshop Penelitian Parsipatoris (PAR) di Desa Sumberingin kidul kecamatan Ngunut Tulungagung. Diikuti oleh 30 peserta yang terdiri dari beberapa dosen muda dan mahasiswa yang sedang magang di CEPS, serta mendatangkan pemateri berpengalaman di bidang PAR, yakni bapak Rahadi seorang Dosen UNS. Sukur Alhamdulillah acara dua hari tersebut berlangsung lancar. Selain memberikan materi, seluruh peserta pun langsung turun praktek menerapkan teori PAR yang sudah diterima. Walhasil, data yang didapat dari desa sumberingin sungguh luar biasa. Banyak potensi ekonomi yang belum digerakkan oleh warga dan Bumdes setempat. Secara umum desa Sumberingin masuk pada kategori desa Industri rumahan yang produktif. Dan ini merupakan peluang untuk melibatkan warga sekitar titik industri dalam kegiatan produksi maupun pengembangan produksinya. PAR, Menurut pemateri harus melibatkan masyarakat terdekat titik industri, akan terjadi paradoks jika titik industri tersebut justru tidak bisa memberikan manfaat kesejahteraan bagi warganya. Inilah yang di maksud dari PAR pungkas beliau. ref,
DEMA FEBI_IAIN Tulungagung, Kamis 12 April 2018
Era digitalisasi adalah keniscayaan. Era ini tidak dapat kita bendung, namun harus direspon se positif mungkin. atas alasan inilah, DEMA FEBI, IAIN Tulungagung menggelar seminar nasional yang bertajuk “Digitalisasi dalam Perspektif Ekonomi, Sosial-Budaya, dan Informasi. Kemeriahan acara terasa dikala tiga narasumber, yakni Dr.Yusuf Hanafi, M.Fhil.I selaku kepala pusat pengembangan kehidupan beragama LP3 Univ. Negeri Malang; Dimas Prakoso, S.Kom., M.A selaku producer dan newcaster LPP TVRI; dan Audia Citra Pradita, S.Psi selaku employee relation PT. Mitracom Ekasarana disambut oleh 700 mahasiswa peserta dan tamu undangan yang hadir memenuhi aula Gedung Saifuddin Zuhri.
Acara ini dibuka langsung oleh Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama FEBI, yakni Ibu Dr. Chusnul Chotimah, M.Ag. Dalam sambutannya beliau mengatakan bahwa acara ini sangat meriah dan harus diikuti hingga selesai karena telah hadir narasumber kredibel pada bidangnya, dan mahasiswa harus menggali ilmu sedalam-dalamnya. Seminar nasional ini penting untuk diadakan menurut ketua DEMA FEBI, Muhtar Rifai bahwa mahasiswa tidak boleh terlarut hanya sebagai penikmat sistem era digital, akan tetapi juga mampu berkontribusi dalam menciptakan digitalisasi itu sendiri. Untuk itu, memahami peluang dan tantangan digitalisasi dari sudut pandang ekonomi, informasi, dan sosial-budaya adalah hal pokok untuk menciptakan sesuatu yang berbeda. Seminar yang berlansung sekitar tiga jam ini sangat antusias dan muncul pertanyaan-pertanyaan unik dari beberapa peserta, baik dalam hal perekonomian maupun budaya. Diakhir sesi, ditutup dengan closing statement, “Pemuda harus siap dengan era digital agar tidak menjadi manusia yang tertinggal, perlu menciptakan hal-hal yang baru meskipun kadang orang lain menganggap itu gila, dan selalu berpikir positif bahwa modernitas tak selalu menggerus budaya, akan tetapi melengkapi tradisi dan memperluas jangkauan budaya.Tidak lupa pada seminar nasional ini diumumkan para juara kompetisi esai nasional yang diadakan oleh DEMA FEBI sehari sebelumnya. Kompetisi esai nasional dengan tema “Kontribusi Ekonomi Islam dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” diikuti oleh puluhan peserta dari penjuru nasional dan meloloskan lima finalis. Setelah melalui babak final dengan mempresentasikan karyanya didapatlah juara 1 atas nama Ahmad Khoiril Anam dari Univ. Merdeka Pasuruan, juara 2 Arda Dinasty dari Univ. Trunojoyo Madura, dan juara 3 Desi Mahmudah dari IAIN Tulungagung. ref,
Kamis, 5 April 2018, CEPS kembali beraksi. Selain menularkan budaya literasi bagi mahasiswa FEBI, kepedulian CEPS terhadap jiwa enterpreuner muda sangatlah serius. Di motori oleh Bapak Siswahyudi dan Bapak Rois Abin, CEPS mengumpulkan sejumlah anak muda yang sudah terlibat di dunia bisnis. Menurut Bapak Labib Muzakky yang pernah bergulat lama didunia bisnis. Banyaknya mahasiswa Febi yang sudah menjadi pengusaha, ini merupakan peluang dan potensi guna menggerakkan mereka kearah yang lebih baik. Wadah ini nantinya akan dinamai “INKUBASI”, begitu tuturnya dengan nada semangat. Pembukaan awal tersebut dihadiri langsung oleh bapak Muhiburrohman sebagai sekretaris CEPS. Beliau menuturkan FEBI sebagai fakultas besar mempunyai beragam potensi di dalamnya. Dosen dari kalangan akademisi juga ada praktisi bisnis, dan didukung mahasiswa yang sudah punya usaha dari rumah. Dekan FEBI memberi kesempatan pada dosen muda untuk melakukan pengembangan fakultas dengan melakukan kegiatan di luar kampus dan menegaskan bahwa kelas bisnis tersebut tidak ada kapitalisasi dari kampus. Beliau mengulas grand design kelas pemberdayaan dan pendampingan potensi wirausaha pertama ada katalog produk, kedua membuat profil usaha dengan mengedepankan nuansa edukasi, ketiga demontrasi UMKM, terakhir mengikuti berbagai event expo.
Setelah pembukaan ada diskusi kecil dengan mahasiswa sebagai pelaku usaha diantara diungkap Elga Aris Prasetyo MBS 2 D perlu ada penyamaan mindset sebelum melakukan bisnis, Dzikri Ali mustofa MBS2 A perlu pendampingan dan pembinaan sepenuhnya oleh fakultas agar usaha mahasiswa mapan, M. Setyawan MKS kelas 2 B pendampingan dua minggu sekali dan didampingi mentor yang benar benar expert. Selain usulan mahasiswa diatas, ada tanggapan dari salah satu dosen yaitu Bapak Syarif Thoyyib yang juga manajer perkasa FM bahwa melakukan bisnis syar’i itu merupakan sunnah Rosul, perlu akselerasi kelas dengan memviralkan kegiatan-kegiatan bisnis. beliau juga sanggup jika Perkasa FM dijadikan ajang promo dan talkshow kelas bisnis bagi warga FEBI. ref,
FEBI-IAIN Tulungagung, Kamis 12 April 2018
Berlokasi di Aula utama IAIN Tulungagung, Sejumlah mahasiswa Jurusan Manajemen Zakat Wakaf mengabdikan dirinya dalam sumpah jabatan sebagai pengurus HMJ MAZAWA Periode 2017-2018. Acara pelantikan yang berlangsung khidmad tersebut di hadiri pula oleh ibu Chusnul Chatimah Selaku wadek 3 FEBI. Dalam sambutannya, beliau berpesan bahwa sebagai HMJ yang baru di fakultas FEBI, segenap pengurus harus sering melakukan koordinasi secara massif baik kesesama anggota maupun pihak dosen yang bertugas pada jurusan MAZAWA, terlebih kepada KAJUR nya. Hal ini bertujuan agar terjalinnya sinergi yang tepat guna bagi lahirnya program-program unggulan untuk pengembangan SDM mahasiswa MAZAWA. Di samping itu, beliau juga berpesan agar selama menjadi pengurus HMJ tidak melalaikan kewajiban akademik dengan terus rajin kuliah dan mengerjakan tugas-tugasnya. Memilih untuk menjadi seorang pengurus HMJ, berarti mempersiapkan dirinya untuk berbakti bagi almamaternya. Untuk itu dibutuhkannya mental yang cakap dan siap. ref,
KMJ-FEBI_IAIN Tulungagung, Rabu 4 April 2018
“Banjir seminar dan Talkshow”, itu kata salah satu anggota HMJ yang terlibat dibeberapa kegiatan kemahasiswaan FEBI. Dalam kurun waktu tiga bulanan ini, serangkaian acara terus di helat di lantai 6 gedung Syaifuddin Zuhri oleh enam HMJ FEBI IAIN Tulungagung. Bertepatan kali ini di awal April, dua Komunitas Mahasiswa Jurusan (KMJ) Manajemen Keuangan Syariah dan Manajememen Bisnis Syariah mengadakan acara Talkshow bertemakan “Membentuk Sumberdaya Insani Yang Berkarakter Dalam Rangka Menjawab Tantangan Global”. Dengan mengundang Bapak Ir. Purwadi, MM selaku praktisi di Vice President Executive Credit Officer-C PT Bank Mandiri Persero Tbk. Dan pemateri kedua Bu Ayu Febri Puspitasari, M. AB sebagai Akademic Lecturers FEBI IAIN Tulungagung.
Paparan hebat dari dua pemateri mengundang banyak tanya oleh audiens Talkshow. Salah satunya ialah pertanyaan tentang apa definisi sukses itu, beliau menjawab bahwasanya sukses bukanlah melulu soal harta dan jabatan yang dicapai, tetapi sukses dapat ditandai lewat Aksi. Ya, aksi yang selalu jadi manfaat bagi orang sekitar. Selaras dengan perintah agama islam, yakni “sebaik-baik orang ialah yang mampu bermanfaat bagi orang lain. Mengapa ukuran sukses dapat ditandai dengan adalah aksi ?, Sebab menurut hasil penelitian sekian pengajar di kampus Oxford Inggris yang dilakukan pada tahun 2014 tentang kebahagiaan manusia, bahwa kebahagaian terluhur manusia ialah dapat membantu/menolong orang lain. ref,